Kajian Ceramah Oleh A'a Gym
Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah
pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya,
ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan
gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Foto By Arif ID/Pexels |
Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa
menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau
sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"
Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa
menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat
apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?"
Kembali bertanya para malaikat.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air
di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan
menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas
karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar,
tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki
kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu
amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara
tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah
orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga
sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer
ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba
yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah,
tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya
selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih,
dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa
yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi
kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa
kebaikan.
Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas
adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan
kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan
penghargaan.
Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas? Pada
suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku baru
kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian
bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika
pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di
tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan
dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para
penumpang yang duduk di kurs-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan
bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang
selamat, bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat
itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis
tersedu-sedu penuh syukur.
Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut
pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu,
yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan
selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir.
Img By: Oleg Magni /Pexels |
Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah
(keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat
sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
-------------------------------------------
Baca Juga :-Gracia, Gadis Mualaf Yang Penuh Perjuangan
-Bersandarlah Hanya Kepada Allah SWT
Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap desah
nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap
gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja
mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira.
Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya
akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta
yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan
alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki
dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa
beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena
Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari
pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.
Dari pengalaman kongkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti
diuraikan di atas, dengan penuh kayakinan kita dapat menangkap bukti yang
dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang
disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan
dari-Nya.
Inilah barangkali kenapa Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya
yang tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan
infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang
sedekah kepada Rasulullah SAW, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus
biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui," demikian firman-Nya
(QS. Al-Baqarah [2] : 261).
Seruan Rasulullah itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan
menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, "Ya, Rasulullah. Harta
milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri
dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan
Allah."
"Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan,"
jawab Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. "Ya, Rasulullah. Saya
akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum
mempunyainya," ujarnya.
Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun
segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari,
satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara
diam-diam.
Mengapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan
Rasulullah tersebut? Ini tiada lain karena yakin akan balasan yang
berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan
perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan mati. Kendati begitu para
sahabat tidak ada yang mendambakan mati syahid di medan perang, karena
mereka yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka.
Sekiranya gugur di tangan musuh, surga Jannatu na’im telah siap menanti
para hamba Allah yang selalu siap berjihad fii sabilillaah. Sedangkan
andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan
membawa kemenangan bagi Islam, agama yang haq!
Lalu, apa kaitannya dengan memenuhi seruan untuk bersedekah? Sedekah
adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir
benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai
seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh
ratus kali lipat. Masya Allah!
Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang
disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Allah sendiri membuat
perbandingan, sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh Anas bin Malik, seperti yang dikemukakan di awal tulisan
ini.***
Sumber : ceramahcenter.blogspot.com
Kunjungi Juga :
*Mualafnya Gadis Penjaga BAR
*Performa Umar Bin Khattab
*Imbas Dari Covid-19, 6,6 Juta di PHK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar