Rabu, 02 September 2020

Syalomitha Gracia dalam Perjuangannya Menjadi Muallaf

Ketertarikan terhadap Agama Islam telah muncul sejak dirinya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Meski mendapat penolakan oleh keluarga, tekadnya menjadi seorang muslimah telah bulat. Ia pun memutuskan meninggalkan kampung halaman dan merantau ke Gorontalo menjadi seorang muallaf.

Foto Illustrasi By pexels.com

Arif Bina, Gorontalo

Syalomitha Gracia M. Lasubala. Begitulah nama lengkapnya. Gadis 17 tahun yang penuh perjuangan menjadi seorang muallaf. 

Awalnya tak ada masalah dengan kepercayaan yang diwarisi oleh kedua orang tuanya. Sejak lahir hingga menyelesaikan jejang pendidikan Sekolah Dasar (SD), Gracia (sapaan akrabnya) tak pernah terusik dengan keyakinannya. Hingga menginjak bangku kelas 8 (kelas II) Sekolah Menengah Pertama (SMP). Perempuan berdarah Palopo (Sules) dan Sulawesi Utara ini merasakan ada sesuatu yang lain di hatinya.

Dara berparas ayu itu mulai tertarik mempelajari Agama Islam. Ketertarikan itu diawalinya dengan membaca sejumlah buku-buku tentang Islam.

“Saya mulai belajar Islam sejak SMP kelas 8,” ujarnya.

Sembari mempelajari tentang Islam, Gracia lalu menceritakan keinginannya menjadi seorang muallaf kepada kedua orang tuanya.

“Saya juga mengutarakan ingin memiliki suami yang beragama Islam,” ungkap Gracia.

Kedua orang tuanya mengiyakan niat Gravia. Sejak saat itu, Gracia makin semangat belajar tentang Islam.

Suasana kelam sempat menyelimuti hati Gracia, ketika kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Hal itu membuat Gracia harus tinggal di rumah keluarga ayahnya di Sulawesi Utara. Gracia menghadapi tantangan untuk mewujudkan niatnya. Sebab pihak keluarga sang ayah tak menyetujui langkah Gracia menjadi seorang muallaf.

“Saat orang tua meninggal, saya tinggal bersama keluarga ayah di Sulawesi Utara. Tapi itu bukan alasan yang menghambat saya untuk mempelajari Islam,” ujarnya.

Saat berada di Sulawesi Utara, Gracia tak berhenti mempelajari seluk beluk tentang Islam.  Ia mencari tahu tentang Islam dari beberapa teman muslimnya. Sesekali datang ke masjid untuk mengetahuinya lebih jauh. Bahkan kerap kali Gracia menjadikan kamar mandi di rumahnya sebagai tempatnya untuk belajar secara sembunyi-sembunyi.

Saat itu, kata Gracia, dirinya selalu dimarahi dan mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari keluarganya. Bahkan sempat disekap di gudang saat kedapatan mempelajari Islam.

“Saya tertarik dengan Islam. Ada ketenangan yang saya dapatkan. Penolakan dari keluarga bukan hambatan bagi saya,” tegas Gracia.

Baca Juga :

Tak Disangka Jadi Ladang Bisnis,Caroline Gadis Bar Mualaf Menjahit Sendiri Jilbabnya

Kerap mendapat penolakan dan diperlakukan tak mengenakkan, tidak membuat tekadnya surut. Sampai pada pertengahan 2019, dirinya memilih untuk meninggalkan rumah keluarganya.

Saat meninggalkan rumah keluarganya, Gracia sempat kehilangan arah. Ia berjalan tanpa tujuan selama dua hari. Hingga akhirnya ia memutuskan nekat ke Gorontalo untuk kali pertama. Keputusan itu diambil setelah dirinya berkomunikasi dengan seorang pria melalui media sosial.

“Saya disuruh ke Gorontalo waktu itu. Tidak ada pilihan yang bisa saya ambil, akhirnya saya nekat memutuskan untuk ke Gorontalo dengan uang yang seadanya,” ucap Gracia dengan mata berkaca-kaca.

Foto Grayscale Mobil yang Diparkir Di Samping Gedung
Foto Sekedar Pemanis -  Colleksi by: pexels.com

Bermodalkan uang Rp200 ribu dan niat untuk belajar Islam, Gracia memutuskan ke Gorontalo pada medio 2019. Sebagai seorang perempuan, perasaan takut bercampur was-was juga menyelimuti diri Gracia. Beruntung sang sopir yang membawanya ke Gorontalo banyak membantu. Gracia pun diantar hingga ke Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo.

Saat tiba di Gorontalo, tepatnya di Desa Polohungo, Kecamatan Tolangohula, pria yang menjadi kenalannya menjemput Gracia. Ia pun diajak ke rumah sang pria, dan diizinkan tinggal di rumahnya.

Kepala Desa Polohungo, Kecamatan Tolangohula, Ikbal Maku mengungkapkan dirinya sempat terharu dengan kisah perjalanan dan perjuangan Gracia untuk masuk islam.

“Saya siap memberikan perlindungan. Bahkan karena pernyataannya ingin masuk islam saya ajak dia sama ustaz yang membina pesantren di sini untuk di islamkan,” ungkap Ikbal.

Gadis yang sempat menggeluti dunia balap ini mengungkapkan, selama satu tahun sejak memutuskan meninggalkan rumah pada 2019 silam, dirinya sudah tidak lagi menerima uang pensiunan ayah dan ibunya.

“Ayah saya seorang guru, sementara ibu Polwan. Sampai dengan saat sekarang ini saya tidak pernah lagi menerima uang pensiun ayah dan ibu,” tutur Gracia.

Gracia menegaskan tidak pernah menyesali pilihannya.

“Ini pilihan saya, saya tidak pernah menyesal,” ucapnya sambil tersenyum.

Sumber : gopos.id

Kunjungi Juga : Performa Umar Bin Khattab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOP NEWS

Awalnya Istrael Menjajah Palestin

Kenapa Israel menjajah Palestina? Israel dan Palestina saling berkonflik karena memperebutkan wilayah yang sama sejak akhir Perang Dunia...

REKOMENDASI :